Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota
Judul : Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota
link : Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota
SEORANG rekan pebisnis yang juga muslim yang taat, menuturkan kekagumannya pada kebersihan kota Tokyo, Jepang. “Di ruang publik mana pun, kebersihannya terpelihara. Bersihnya bersih banget. Tiolet umumnya saja bisa dipakai buat shalat, saking bersihnya,“ katanya, takjub.
Kita tidak tahu apa dorongan untuk membuat kota Tokyo menjadi begitu bersihnya. Juga Singapura, negeri mini tetangga yang dulunya dihuni oleh kaum Tionghoa kampung, yang terkenal dengan kebiasaan joroknya, dan berubah begitu drastis – lewat tangan besi PM Lee Kuan Yew – dan menjelma menjadi kota taman terbersih di dunia.
Sedangkan DKI Jakarta, yang dihuni oleh muslim, yang mengenal ajaran agama tentang pentingnya menjaga kebersihan – yakni “Kebersihan Sebagian dari Iman” – justru kesulitan menjaga kebersihan. Menjaga kota Jakarta dari sampah.
Berpuluih puluh tahun warga di ibukota menjadikan sungai sebagai tempat sampah, dari sampah rumah tangga hingga sampah kantor, bahkan kasur dan lemari pun dilempar ke sungai, lalu sampai ke laut di Teluk Jakarta.
Pemerintah telah berupaya menjaga kebersihan di ibukota dan di semua kota besar di Indonesia, dengan penyelenggara Adipura, namun kemajuan dari penyelenggara acara itu sangat minim hasilnya. Inisiatif menjaga kebersihan hanya sampai di aparat pemerintah, sedangkan warganya cuek saja menjaga kebersihan lingkungan.
Memasuki momentum Asian Games 2018, ketika Ibukota kita dikunjungi oleh warga negara asing dari seantero negara Asia, dengan tagline “Inspiring Spirit and Energy of Asia” – inspirasi semangat dan energi Asia – saatnya mengobarkan tekad untuk menjaga kebersihan di Jakarta. Ibu Kota ‘kan harus bersih. Agar layak untuk masuk jajaran kelas dunia – World Class City.
Pada zaman gubernur Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama operasi kebersihan skala besar besaran dilakukan, dengan mengerahkan ribuan Pasukan Kuning, yang menjadikan sungai sungai di ibukota kinclong. Sudut sudut sungai dipasangi CCTV dan dipantau setiap hari, sehingga airnya bisa mengalir.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, DKI Jakarta bisa membangun puluhan gedung bertingkat baru dan aneka bangunan megah lainnya – dan menjadikan DKI Jakarta kota besar dunia. Namun semuanya menjadi tak ada artinya, ketika kebersihannya tak terjaga dan kumuh karena warganya masih sembarangan membuang sampah.
Sampai hari ini saya melihatnya di kawasan fly over Tanah Abang saat berangkat kerja, dan di kawasan Jakarta Kota, saat tengah malam ketika pulang.
DKI Jakarta masih jorok. Warga Ibukota masih minim kesadarannya dalam menjaga kebersihan. –dimas
Baca Kelanjutan Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota : http://ift.tt/2u0zE9xDemikian Informasi Teknologi Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota
Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota
Anda sekarang membaca artikel Susahnya Menjaga Kebersihan Ibukota dengan alamat link https://infotekno-baru.blogspot.com/2018/03/susahnya-menjaga-kebersihan-ibukota.html