Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah
Judul : Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah
link : Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah
PUTUSAN Mahkamah Agung Nomor 31 K/Pdt/2017 memerintahkan, PT Aetra – PT Palyja dan Pemprov DKI Jakarta menyetop swastanisasi air. Misalkan Pemprov DKI sudah mengeksekusi putusan itu, apa jaminan warga DKI mau berlangganan PAM? Sepanjang rekening PAM masih mahal, dijamin warga akan terus menyedot air tanah.
Puluhan warga yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ), pada 22 Maret lalu menggelar aksi di depan Balai Kota. Warga membawa gerobak berisi 20 jeriken dan mandi dan mencuci di situ. Mereka juga mengacungkan beragam poster berisi protes sambil berorasi meminta Pemprov DKI mematuhi putusan MA Nomor 31 K/Pdt/2017 itu.
Air leideng sudah biasa disebut air PAM, yang aslinya kepanjangan: Perusahaan Air Minum. Tapi di Jakarta sekarang ini, semenjak pengelolaan air PAM Jaya diswastakan ke Aetra dan Palyja, PAM salah arti atau sengaja diplesetkan jadi: Perusahaan Air Mahal. Karena sering macet alias tak ngocor, ada pula yang plesetkan jadi: Perusahaan Air Mampet.
Kenapa tarif PAM menjadi mahal? Sebab perusahaan menentukan taif bukan berdasarkan seberapa banyak penggunaan, tapi seberapa besar bangunan pelanggan. Makin besar ukuran rumah, golongannya menjadi naik, dan itu artinya rekening yang akan dibayar menjadi lebih besar.
Keluhan warga kota rata-rata seperti itu. Setelah diswastakan air PAM menjadi mahal, karena Aetra-Palyja hanya melihat besarnya ukuran rumah/gedung. bisa saja itu rumah warisan, sedangkan yang diwarisi bergaji kecil atau bahkan pengangguran. Paling ironis, ada veteran pejuang tanah air di Jakarta, tapi dia tak punya tanah dan airpun harus bayar mahal.
‘
Sudah sejak kapan-kapan Pemprov DKI menganjurkan warga kota gunakan air leideng. Jangan gunakan air tanah, karena akan menyebabkan turunnya permukaan tanah di Ibukota. Tapi warga kota memang susah diajak berdisiplin, selalu akrab dengan pelanggaran. Pada razia sampai 21 Maret lalu ditemukan, setidaknya ada 80 gedung tinggi menyedot air tanah berlebihan dan tanpa bayar pajak lagi.
Soal penyetopan penggunaan air tanah, itu sebetulnya nasihat usang. Warga kota siap saja melakukan itu, asalkan tarif terjangkau, kwalitas air terjaga begitu juga kelangsungannya. Jika sudah kadung langganan PAM tiba-tiba mati berhari-hari, sedangkan sumur pompa tak ada lagi, coba bayangkan?
Sepanjang tarif PAM masih mencekik leher, dan air tanah di lingkungannya masih layak minum, warga kota takkan meninggalkan kebiasaan lamanya. Mereka selalu trauma akan kisah pelanggan PAM yang airnya mati berhari-hari. Bayangkan, berhari-hari tidak mandi, memangnya kecoa? -gunarso ts
Baca Kelanjutan Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah : https://ift.tt/2uK0FOSDemikian Informasi Teknologi Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah
Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah
Anda sekarang membaca artikel Siap Tak Gunakan Air Tanah Asal Langganan PAM Murah dengan alamat link https://infotekno-baru.blogspot.com/2018/04/siap-tak-gunakan-air-tanah-asal.html