Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan

Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan - Sahabat Info Tekno semuanya, kali ini Informasi Teknologi akan memberikan informasi teknologi terbaru dan mungkin penting untuk anda baca dengan judul Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan yang telah kami analisa dan kami persiapkan dengan matang untuk anda baca informasi teknologi terbaru kali ini. Semoga imformasi dunia teknologi yang kami sajikan mengenai Artikel Teknologi, yang kami tulis ini dapat anda jadikan pengetahuan di dunia teknologi dan anda tidak kudet lagi dan menjadi manusia yang update teknologi.

Judul : Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan
link : Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan

Infotekno-Baru

Liputan6.com, Jakarta - Usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang dilakukan secara serentak, seorang konsultan sistem IT Pilpres 2019 Harry Sufehmi mengaku dibombardir panggilan misterius dari nomor luar negeri.

Akhirnya, ia memutuskan untuk mematikan nomor tersebut karena jumlahnya yang mencapai ratusan.

Menanggapi aksi tersebut, peneliti keamanan siber Pratama Persadha mengatakan hal itu merupakan aksi iseng belaka. Alasannya, banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan panggilan telepon dari luar negeri, termasuk memilih asal negaranya.

"Contohnya, menggunakan Skype dengan membeli credit untuk melakukan panggilan telepon," tuturnya usai dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (28/6/2018).

Terkait aksi permintaan me-reset Telegram atau WhatsApp memang pasti membutuhkan SMS otentikasi ke smartphone pemilik aslinya.

Oleh sebab itu, ia mengatakan semua orang dapat melakukan aksi semacam ini, selama memang memiliki nomor telepon pengguna lain. Lebih lanjut ia menuturkan, modus semacam ini juga sering dilakukan dan membuat perangkat sasarannya sulit digunakan.

"Bahkan, kalau pihak yang mengganggu konsultan itu pintar, dia bisa mengirim ratusan SMS dalam satu waktu. Akibatnya, smartphone pasti hang dan tidak bisa digunakan, karena setiap di-restart akan masuk terus ratusan SMS spam," tutur chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication System Security Research Center) itu.

Pratama pun menyebut aksi ini sebenarnya tak dapat dikategorikan sebagai upaya peretasan. "Kalau menurut saya iya (aksi ini tak dapat dikategorikan sebagai upaya peretasan). Terlalu dibesar-besarkan itu," tuturnya.

Ia pun menuturkan aksi peretasan itu biasanya ada sesuatu hal yang dirusak, data yang dicuri, termasuk mengambil alih perangkat korbannya. Selain itu, aksi peretasan tentu memakai teknik tertentu dan mencari kelemahan dari suatu sistem untuk dapat menerobosnya.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kelompok kriminal bersenjata tembak dua polisi dan satu camat yang membawa hasil rekapan suara Pilkada Papua. Ketiga korban pun tewas.

Let's block ads! (Why?)


Demikian Informasi Teknologi Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan

Informasi Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Baca juga


Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan


Anda sekarang membaca artikel Teror Missed Call ke Tim IT KPU, Pengamat: Tak Usah Dibesar-besarkan dengan alamat link https://infotekno-baru.blogspot.com/2018/06/teror-missed-call-ke-tim-it-kpu.html

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :