Kisah Sang Trotoar
Judul : Kisah Sang Trotoar
link : Kisah Sang Trotoar
TROTOAR adalah satu jalur yang ada di pinggir jalan. Bisa sebagai pembatas yang berada di kanan dan kiri jalan besar. Seyogyanya, fungsi trotoar itu semua sudah paham, yakni sebagai jalur pelajan kaki.
Namun trotoar kemudian jadi rebutan dan bahkan dikuasai oleh pihak lain, pedagang, termasuk parkir. Pedagang yang menempati lokasi ini disebut Kaki-5. Nama tersebut juga sebagai ukuran lebar trotoar ‘lima kaki’ atau sepadan dengan 1,5 meter lebih.
Ya, selebihnya tidak ingin memperdebatkan panjang kali lebar trotoar. Karena, trotoar yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta misalnya, lebarnya bisa jadi lebih dari lima kaki, atau dua meter lebih.
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika kemudian trotoar jadi lahan bisnis, terutama yang dekat dengan lokasi pasar atau pertokoan. Lahan tersebut dijadikan lapak untuk berdagang, dan mengabaikan para pejalan kaki. Belum lagi kendaaran juga parkir di situ, lalu terjadilah kesemrawutan, macet dst. Jangankan kendaraan lewat, untuk jalan manausia saja agak sulit.
Begitulah kegaduhan yang selalu ditimbulkan trotoar hampir sepanjang waktu. Petugas mengacu pada Perda setempat, menertibkan pedagang Kaki-5. Tapi hari ini ditertibkan, besok muncul lagi. Dan begitu seterusnya.
Dan masyarakat paham, kalau trotoar itu memang enak, maka sangat mustahil kalau nggak ada yang main di belakang kaki-5, apakah itu preman apakah petugas, ya pokoknya yang tahu jalannya, bahwa trotoar itu bisa jadi ladang bisnis.
Nah, bagi pedagang kaki-5 sih yang penting bisa menggelar dagangannya. Dan yang namanya trotoar memang sangat dekat dengan pembeli.
Ya,sekarang mau tertib apa nggak? Kalau oke, ya relakanlah trotoar dikembalikan pada fungsi semula. Kasih bagi yang berhak, yakni pejalan kaki. Begitu seharusnya, Bung! –massoes
Baca Kelanjutan Kisah Sang Trotoar : http://ift.tt/2iB0oEGDemikian Informasi Teknologi Kisah Sang Trotoar
Kisah Sang Trotoar
Anda sekarang membaca artikel Kisah Sang Trotoar dengan alamat link https://infotekno-baru.blogspot.com/2017/11/kisah-sang-trotoar.html