PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia

PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia - Sahabat Info Tekno semuanya, kali ini Informasi Teknologi akan memberikan informasi teknologi terbaru dan mungkin penting untuk anda baca dengan judul PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia yang telah kami analisa dan kami persiapkan dengan matang untuk anda baca informasi teknologi terbaru kali ini. Semoga imformasi dunia teknologi yang kami sajikan mengenai Artikel Teknologi, yang kami tulis ini dapat anda jadikan pengetahuan di dunia teknologi dan anda tidak kudet lagi dan menjadi manusia yang update teknologi.

Judul : PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia
link : PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia

Infotekno-Baru

MAHKAMAH Agung belum lama ini memutuskan, Pemprov DKI Jakarta (PAM Jaya), harus mengambil alih pengelolaan air dari PT Aetra dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Baguslah itu, sebab swastanisasi air PAM justru merugikan rakyat dan keuangan negara. Atau memang, sejak lama Pemprov DKI punya motto: PAM Jaya rugi biar saja, pokoknya warga bahagia.

Swastanisasi air PAM di Jakarta itu terjadi tahun 1998, di masa Gubernur Sutiyoso. PT Palyja pegang Jakarta bagian barat dan PT Aetra pegang Jakarta bagian timur. Tapi anehnya, secara kasat mata saja kerjasama itu hanya menguntungkan swasta, tapi bikin babak belur kas Pemprov DKI. Bayangkan, dua PT itu menjual ke Pemprov Rp 7.000,- per M3, tapi pelanggan cukup bayar Rp 1.000,- per M3. Kekurangannya, Pemprov DKI yang harus nomboki.

Entah kenapa Gubernur Sutiyoso mau menyetujui perjanjian konyol itu. Tapi harus dimaklumi, masa itu masih era Orde Baru, meski pada hari-hari akhir. Misalkan kebijakan itu maunya Pak Harto, mana mungkin Bang Yos bisa menolak? Soalnya di jaman itu, listrik pun negara beli mahal ke swasta, tapi harus jual murah ke rakyatnya. Walhasil, jaman Sutiyoso pun sudah ada motto: PAM Jaya rugi biar saja, pokoknya warga bahagia.

Karena kesepakatan yang berat sebelah ini, semakin banyak pelanggan air leideng, keuangan PAM Jaya makin babak belur. Tapi “alhamdulillah”, hingga 2015 lalu pelanggan Aetra baru 420.233, sedangan Palyja 405.000 pelanggan. Jadi “untung”-lah, dari 10 juta penduduk DKI, baru sebagian kecil yang menikmati PAM, sehingga DKI tak terlalu banyak harus menomboki. Itupun, jika perjanjian berakhir tahun 2023 mendatang, PAM Jaya akan menderita rugi Rp 18 triliun untuk membahagiakan warga kota.

Meski sudah ditomboki Pemprov, bagi warga DKI harga PAM swasta itu masih memberatkan. Soalnya masih kena pajak 2 kali, ya PPN 10 % juga obyek tagihan kena pajak. Makanya banyak warga DKI yang ogah pasang PAM, dengan alasan air tanah masih bagus. Soal permukaan tanah bakal menurun nantinya, emangnya gue pikirin?

Agar Pemprov DKI tak terus-terusan jadi pasukan berani tekor, mestinya keputusan MA itu harus segera dieksekusi. Tapi mana mau Aetra-Palyja menyerahkan begitu saja, pastilah akan banding, bahkan bisa saja menggugat ke Arbitrase Internasional. Jika kalah, makin babak belurlah Pemprov DKI. Paling aman, warga DKI harus bersabar sampai kontrak konyol itu berakhir tahun 2023 mendatang. – slontrot

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia : http://ift.tt/2xFbKlp

Demikian Informasi Teknologi PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia

Informasi PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Baca juga


PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia


Anda sekarang membaca artikel PAM Jaya Rugi Biar Saja Pokoknya Warga Bahagia dengan alamat link https://infotekno-baru.blogspot.com/2017/10/pam-jaya-rugi-biar-saja-pokoknya-warga.html

Subscribe to receive free email updates: